teen pregnancy Philippines Jonas Gratzer/LightRocket via Getty Images

Mencegah Kehamilan Usia Dini

GEORGETOWN, GUYANA – Negara saya kewalahan dengan permasalahan kehamilan remaja. Pada tahun 2013, Dana Kependudukan PBB (UNFPA) memperkirakan bahwa Guyana memiliki tingkat kehamilan remaja tertinggi kedua di Amerika Selatan dan Karibia, dengan 97 dari 1,000 anak perempuan yang berusia antara 15 dan 19 tahun melakukan persalinan. Lima tahun kemudian, tidak banyak yang berubah.  

Saat ini, sekitar 42% dari generasi muda Guyana aktif secara seksual, 29% tidak menggunakan kondom ketika berhubungan intim, hanya 15% mengatakan bahwa mereka paham akan metode pengendalian kelahiran, dan 56% dari generasi muda yang aktif secara seksual telah tertular infeksi menular seksual. Selain itu, 12% dari anak perempuan di Guyana telah berhubungan intim sebelum berusia 15 tahun, dan 62% mengatakan bahwa kebutuhan mereka akan kontrasepsi tidak terpenuhi.

Ketika remaja tidak dapat memperoleh kondom atau bentuk pengendalian kelahiran lainnya, maka tingkat kehamilan yang tidak direncanakan akan meningkat, dan outcome kesehatan akan terkena dampak negatif, serta generasi muda tidak dapat mencapai potensi penuh mereka. Untuk menghindari tren ini, dan untuk membalikkannya jika terjadi, maka negara-negara harus memperkuat sistem layanan kesehatan dan memastikan bahwa setiap remaja mempunyai akses terhadap layanan kesehatan seksual dan reproduksi. 

Salah satu hambatan terbesar untuk mengurangi angka kehamilan remaja adalah kurangnya pendidikan seks di sekolah. Di Guyana, program Pendidikan Kesehatan dan Keluarga pemerintah diperuntukkan untuk mengatasi hambatan ini. Namun hanya segelintir sekolah menengah yang melaksanakan kurikulum ini, namun sekolah-sekolah tersebut biasanya menghindari topik-topik yang bertentangan dengan kebijakan abstinence dari Kementerian Pendidikan. Akibatnya, sebagian besar guru gagal untuk mendidik siswa dengan benar mengenai seks yang aman.  

Tantangan lain di Guyana adalah kesenjangan layanan antara wilayah pesisir dan pedalaman. Wilayah pedalaman mengalami kekurangan fasilitas kesehatan, yang semakin membatasi akses remaja terhadap informasi mengenai seks yang aman, kontrasepsi dan layanan neonatal. Tidak mengherankan bahwa tingkat kehamilan remaja dan kematian ibu paling tinggi di wilayah pedalaman.     

Kekurangan klinik di wilayah pedesaan ini mencerminkan kelangkaan pekerja layanan kesehatan yang berkualitas. Untuk memberikan layanan dasar bagi masyarakat di negara ini, Organisasi Kesehatan Dunia merekomendasikan adanya minimum 22.8 tenaga kesehatan profesional yang terampil untuk setiap 10,000 orang; layanan kesehatan semesta memerlukan setidaknya 34.5 pekerja per 10,000 orang. Namun di Guyana, hanya terdapat 11.4 pekerja kesehatan per 10,000 orang, sehingga menyebabkan kurangnya staf yang kemudian mempengaruhi setiap aspek dari sistem layanan kesehatan.    

Secure your copy of PS Quarterly: The Climate Crucible
PS_Quarterly_Q3-24_1333x1000_No-Text

Secure your copy of PS Quarterly: The Climate Crucible

The newest issue of our magazine, PS Quarterly: The Climate Crucible, is here. To gain digital access to all of the magazine’s content, and receive your print copy, subscribe to PS Premium now.

Subscribe Now

Yang terakhir, Guyana adalah negara yang secara sosial konservatif, dan bias mengenai aktivitas seksual generasi muda tertanam di layanan kesehatan dan kehidupan rumah tangga. Beberapa perawat memilih untuk tidak menyediakan kontrasepsi untuk anak perempuan, sementara banyak orang tua percaya bahwa membicarakan mengenai seks hanya akan mendorong perilaku seksual. Hal tersebut, serta kurangnya pendidikan seks di sekolah, menjadikan remaja Guyana tidak mempunyai banyak pilihan untuk mendapatkan nasihat sebelum menjadi aktif secara seksual, atau untuk mencari pertolongan ketika mereka hamil.  

Hambatan-hambatan ini dapat diatasi, dan Guyana dapat menurunkan tingkat kehamilan remaja. Namun hal ini membutuhkan perubahan signifikan dalam cara masyarakat Guyana berpikir mengenai aktivitas seksual remaja serta cara untuk mengatasi permasalahan yang ada.     

Sebagai permulaan, Guyana harus menerapkan pendidikan seks yang komprehensif dan berupaya untuk memastikan bahwa para guru telah dilatih untuk menyediakan data dan informasi yang tidak bias. Remaja harus mengetahui layanan apa saja yang tersedia, dan orang tua serta anggota masyarakat harus didorong untuk mendukung penyediaan dan perluasan program-program ini.

Selain itu, masyarakat perlu untuk meningkatkan akses terhadap kontrasepsi dan layanan kesehatan seksual lainnya; salah satu cara untuk melaksanakan hal ini adalah dengan menghidupkan kembali atau membangun ruang atau balai yang ramah remaja sebagai tempat untuk menyebarkan informasi. Tempat-tempat tersebut harus buka setelah jam sekolah dan ketika akhir pekan, dikelola oleh orang dewasa yang mempunyai pengetahuan dan simpatik. Perhatian khusus harus diberikan ke wilayah-wilayah pedesaan dan orang dengan kebutuhan khusus, yang merupakan kelompok-kelompok remaja yang sering diabaikan.   

Reformasi ini sangat penting untuk meningkatkan prospek hidup generasi muda Guyana. Jika lebih banyak remaja mempunyai akses terhadap pendidikan seks dan kontrasepsi, maka akan terdapat lebih sedikit anak perempuan yang hidupnya terganggu oleh kehamilan. Hanya dengan memberdayakan perempuan dan anak perempuan dengan sumber daya untuk mengendalikan reproduksi mereka maka statistik suram yang telah lama membebani Guyana – dan banyak negara lainnya – dapat berubah menjadi lebih baik.   

https://prosyn.org/GeyXfVeid